Harga minyak stagnan akibat kekhawatiran tarif, namun masih menuju kenaikan mingguan

minyak

Harga minyak sedikit bergerak di perdagangan Asia pada hari Jumat karena Presiden AS Donald Trump menguraikan tarif terhadap sejumlah negara, meningkatkan kekhawatiran atas potensi dampaknya terhadap permintaan minyak.

Namun, harga minyak mentah masih berpotensi menguat minggu ini, setelah diuntungkan oleh ancaman sanksi AS yang lebih ketat terhadap minyak Rusia. Namun, data ekonomi Tiongkok yang lemah dan penguatan dolar membatasi kenaikan mingguan minyak. 

Harga minyak mentah Brent untuk bulan Oktober stabil pada $71,71 per barel, sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate turun sedikit menjadi $69,25 per barel pada pukul 21:27 ET (01:27 GMT).

Harga minyak menuju kenaikan mingguan karena kekhawatiran pasokan yang lebih ketat 

Harga berjangka Brent dan WTI diperdagangkan naik antara 4,8% dan 6% minggu ini, setelah melonjak pada paruh pertama minggu ini karena AS mengancam sanksi yang lebih ketat terhadap Rusia. 

Washington mengancam akan mengenakan tarif setinggi 100% kepada pembeli minyak Rusia terbesar– Tiongkok dan India, sementara juga mengenakan tarif sebesar 25% kepada India atas hubungannya dengan Moskow. 

Penghentian pembelian minyak Rusia oleh China dan India dapat secara signifikan membatasi pasokan global, mengingat keduanya juga merupakan importir minyak terbesar di dunia. 

Gagasan ini memicu kenaikan tajam harga minyak pada awal minggu ini, meskipun minyak mentah terlihat turun setidaknya sejak Kamis.

Kekhawatiran tarif Trump dan data Tiongkok yang lemah membatasi kenaikan harga minyak 

Trump pada Kamis malam menandatangani perintah yang menguraikan tarif terhadap sejumlah mitra dagang utama AS, dengan bea masuk berkisar antara 10% hingga 50%. 

Meskipun Washington mencapai kesepakatan perdagangan dengan beberapa negara, termasuk Inggris, Jepang, dan Korea Selatan, Washington terlihat mengusulkan tarif tinggi pada mitra dagang lainnya, termasuk pungutan sebesar 35% pada Kanada. 

Tarif Trump– yang sekarang akan berlaku dalam tujuh hari– meningkatkan kekhawatiran bahwa gangguan ekonomi akibat bea masuk tersebut dapat merugikan permintaan minyak global.

Minyak juga tertekan oleh penguatan dolar, yang meningkat tajam minggu ini setelah Federal Reserve mempertahankan suku bunga tetap dan tidak menandai niat untuk memangkas suku bunga dalam waktu dekat.

Data indeks manajer pembelian yang lemah dari Tiongkok, negara pengimpor minyak utama, juga turut membebani, karena menyoroti aktivitas manufaktur yang lesu di negara tersebut. Data PMI tersebut meningkatkan spekulasi bahwa Beijing akan membuka lebih banyak stimulus untuk mendukung ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut. 

Saham mana yang harus Anda beli pada perdagangan berikutnya?

Dengan valuasi yang meroket di tahun 2024, banyak investor merasa khawatir untuk menginvestasikan lebih banyak uang di saham. Bingung mau investasi di mana lagi? Dapatkan akses ke portofolio kami yang telah teruji dan temukan peluang berpotensi tinggi.

Di tahun 2024 saja, ProPicks AI mengidentifikasi 2 saham yang melonjak lebih dari 150%, 4 saham lainnya yang melonjak lebih dari 30%, dan 3 saham lainnya yang naik lebih dari 25%. Rekam jejak yang impresif.

Dengan portofolio yang dirancang khusus untuk saham Dow Jones, S&P, teknologi, dan saham Mid Cap, Anda dapat menjelajahi berbagai strategi membangun kekayaan.

Related Post

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *